Leuwiliang – Pemdes Karyasari, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, gelar Rembug Stunting, Tahun Anggaran 2024 dalam rangka membahas hasil perumusan kegiatan melalui diskusi terarah untuk membahas program dalam penanganan Stunting.
Rembug Stunting Desa merupakan pertemuan yang dilakukan kelurahan/desa dalam rangka membahas hasil perumusan kegiatan melalui diskusi terarah untuk membahas program dalam penanganan Stunting.
Dalam acara rembug stunting tersebut, yang dilaksanakan di Kantor Desa Karyasari, Kepala Desa Karyasari Bersama Camat Leuwiliang juga turut mengajak seluruh peserta rapat, baik instansi pemerintah dalam hal ini perangkat desa, RT/RW, Puskesmas, Pendamping Desa Kader dan PKK, maupun individu dalam komunitas, untuk terlibat aktif dalam upaya penanggulangan stunting, baik dengan menyumbangkan ide, sumber daya, atau Tenaga.
“Dalam penanganan stunting diperlukan adanya kolaborasi dengan para pemangku kepentingan. mengingat permasalahan stunting tidak hanya dapat diselesaikan dengan pemerintah saja dan oleh bidang kesehatan saja, namun untuk penanganan stunting diperlukan keterlibatan pemangku kepentingan di luar pemerintahan,” ucap Kepala Desa Karyasari dalam sambutanya, Rabu (07/08/2024).
Stunting tidak hanya berkaitan dengan perkembangan fisik balita tetapi juga terkait dengan keterlambatan mental balita sehingga perlunya mencukupi gizi dari masa kehamilan dengan mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi. diharapkan kedepannya Balita yang mengalami stunting di Desa Karyasari akan mengalami penurunan.
Supriyadi mengatakan untuk Desa Karyasari ada sekitar 2 anak menderita stunting, sehingga kedepan pemerintah desa, Babinsa, Bhabinkamtibmas, puskesmas akan bersama sama turun langsung ke lapangan dalam melakukan penanganan.
Sementara itu, Camat Leuwiliang Wr Pelitawan menjelaskan "Hari ini kita mejalan kan rembug stunting untuk mendukung program pemerintah dan tadi sudah saya sampaikan bahwa pencegahan stunting bukan saja menangani bayi dan ibu hamilnya saja tapi di awali dari pernikahan jadi di upayakan ada sosialisasi agar mencegah pernikahan dini, dan melahirkan yang beresiko busa di meminimalisir.
Terlebih untuk peran Ketua RT/RW harus memiliki rasa tanggungjawab melakukan pendataan warga yang memiliki bayi dan balita, mengingatkan agar membawa anaknya ke posyandu, harus kerjasama semua stakeholder agar terkontrol perkembangan stunting.” tegas Camat Leuwiliang
Laporan : Agungfr